Well, bisa dibilang post gue kali ini terinspirasi sama adek kelas gue, Olga. Tentang Harry Potter. Yaaahhhh siapa sih yang nggak tau Harry Potter? Cowok penyihir pemberani yang punya ciri khas pake kacamata bunder ini emang jadi favorit hampir semua remaja di dunia, termasuk para cewek.
Jadi, pertama kali gue mengenal dan melihat Harry Potter adalah dari tulang (re: bahasa batak paman) gue yang super gahol. Waktu itu kan tulang gue masih kuliah dan masih tinggal di rumah opung (nenek) gue di kalibata. Dan saat itu, gue masih kelas 1 sd, masih imut gitulah awkwkwkwk (sekarang juga masih imut kok. azz abaikan ya). Waktu itu gue sering banget dititipin di rumah opung gue. Saat itu, gue seneng banget maen-maen dan ngacak-ngacak kamar tulang gue, sampai akhirnya............................... TADAA! I found Harry Potter for the first time, everyone. Gue nemuin buku pertama Harry Potter di kamar tulang gue, yang Harry Potter and Sorcerer's Stone. Saat pertama kali gue ngeliat sampul bukunya yang masih jadul-baheula gitu dengan ilustrasi yang rada aneh, dalam penglihatan seorang cewek berumur 6 tahun seperti gue waktu itu, gue langsung berpikir, "tulang gue bego banget mau baca buku sampah beginian. Udah gambar sampulnya aneh banget lagi, ish." PADAHAL SEBENERNYA GUE YANG BEGO KALO DIINGET-INGET. Wkwkwkwk.
Sebenernya bonyok gue nggak gitu suka gue addict sama Harry Potter. Tapi mau gimana lagi ya. Biarpun Harry Potter tuh sebenernya ceritanya adalah cerita rada super fiksi (fyi, my mom and my dad don't like many fictions book), tapi gue tetep suka. Why? Karena Harry Potter tuh ngajarin kita banyak hal. Ngajarin kita untuk menjadi seseorang yang berani menentang dan melawan yang salah kayak Harry Potter. Ngajarin kita untuk setia sama cinta sejati kita kayak kisah cinta Ron dan Hermione. Ngajarin kita untuk nggak boleh nyerah ngedapetin gebetan kayak Ginny Weasley. Ngajarin kita untuk bahwa jadi berbeda itu nggak aneh sama sekali kayak Luna Lovegood. Ngajarin kita untuk sesekali harus break the rules untuk menikmati hidup kayak Fred dan George Weasley. Ngajarin kita untuk mau mengorbankan semuanya demi orang yang kita cintai kayak Sirius Black. Dan ngajarin kita bahwa menghalalkan segala sesuatu untuk mendapatkan yang kita mau itu adalah sifat jahat kayak kasusnya Lord Voldemort.
Soo, Harry Potter, I love you. And especially for people behind of Harry Potter, Joanne Kathleen Rowling. Thank You Rowling. Your story about Harry Potter always inspiring me. Love you.
Bye Potter and friends! We'll miss you everyone!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar